Mencoba membebaskan jiwa dan pikiran

|


Aku lelah dengan pola yang ada dalam perkotaan,,,

dialektika menjadi parody dan wacana yang tak pasti kala sebagian dari kami menatap dunia dengan sebelah mata…

menari dengan tawa palsu dan kehampaan yang sebenarnya merajai dunia…

kita semua,,ya,,mungkin semua terjebak dalam hidup yang rumit…

masalah sebenarnya hanyalah seperti gumpalan buih sabun yang hanya muncul sekejap lalu pergi…

perjalanan kini semakin panas,dan aku si pejalan kaki merasakan lagi ampas neraka di trotoar dan sudut sempit kota yang kumuh…

menemukan diri terjebak dalam kubangan pasir hidup zaman dan menanti dunia untuk berubah…

haha,,betapa naifnya diriku ini…

tentu saja kita terus akan menikmati tekanan hidup yang semakin ganas,,,

bagai tumor yang menggerogoti jiwa-jiwa yang rentan dalam emosinya sendiri…

berharap untuk hidup bebas,,tapi ternyata malah mengecap manis pahitnya derita saat berjuang…

ada baiknya jika dalam hidup kita melihat sesuatu dari segala sisi,,sebelum meyakini apa yang akan kita percaya…

bahkan kalimat ini mungkin hanya teori dari sebuah alam yang tak pasti…

yang kutahu,,hidup Bukan hanya untuk sekedar bernafas…

indah alunan musik menemani gemerlap mendung sore ini…

menyematkan pikiranku sejenak dan mengirup nafas segar disertai pantulan diri dalam kamar…

bayangan yang setia menemaniku membuat diri ini percaya setiap manusia pasti memiliki sisi lain…

coba kau katakan padaku bagaimana cara menilai benar atau salah,,,

karena tidak ada benar atau salah,,,

yang ada hanya realita…


maka bisa kukatakan tak ada seorang manusia pun yang bisa menjadi sempurna dan realistis,, jika kalian tidak bisa menerima kontroversi dan persilangan perbedaan yang ada…

otakku lebih rumit dari rumus-rumus matematika,,,

mencoba membebaskan jiwa dan pikiran agar lebih jernih,,,

sebuah paradigma absurd yang kuhasilkan dari berpikir yang tanpa arah namun selalu mengarah pada suatu ujung pangkal suatu masalah,,,

terkadang aku bisa menjadi seorang anti social dan terkadang aku menikmati kehidupan dalam masyarakat…

jiwa ini bagai dua sisi mata uang dalam sebuah koin,,, atau bisa juga dikatakan bagai pedang,,,di satu sisi jiwaku menjadi tajam,,,

di sisi lain jiwaku menjadi pegangan bagi sang pencipta…
mengokang amarahku menjadi buih pikiran yang kelak akan hilang saat sukmaku terbang menikmati arti kebebasan yang sebenarnya…

tak perlu plato atau siapapun untuk mendoktrin otak ini,,,

karena hanya ada diri ini yang menari dalam setiap angan dan pikiran…

maka biarkan aku menyelami filosofi liar yang terlahir dari akar pikiranku sendiri…

0 komentar: