Terpenjara Zaman

|


Banyak dari kita yang terpenjara oleh jaman,,

kemajuan yang diutamakan adalah persamaan ideal dari persepsi atas suatu hal…

tidak ada yang mau ketinggalan sedikit saja tentang informasi yang menggerayangi akal sehat dengan kamuflase para kaum munafik yang bersembunyi balik layar kaca…

betapa naïf diri ini merindukan kemerdekaan atas jiwaku sendiri,,,

ketika aku dan mungkin juga kita terjebak dalam dilemma antara kesempatan dan dorongan atas materi duniawi…

aku tak perlukan doktrin dari manapun,,,Bukan seperti rekayasa anal alien oleh para skizofrenia…

saat kita merasa waras bisa jadi sebenarnya kita gila dan menjadi tidak nyata…

mengapa??karena perlu juga kita ketahui bahwasanya manusia tidak ada yang sempurna…

tapi sebelum kita mempertentangkan antara hitam dan putih,,atas dan bawah,,,kepala dan kaki,,,

sudah selayaknya kita harus mempunyai suatu keyakinan kuat terhadap hal yang akan benar-benar kita percaya…

sisifus mungkin memang yakin membawa batu keatas bukit,,,

namun kemudian batu itu menggelinding kembali kelembah…

lalu bagaimana kita mengakhiri hidup dan ujung nalar dengan filsafat murni dari dalam diri…

bagaimana kita bisa berakhir tanpa topeng dan mengakhiri hidup tanpa sia-sia…

temukan jalan kita masing-masing,,,

ya sebuah titik keruh diotakku mendominasi diri ini seperti pion dalam drama permainan monopoli…

aku mencoba melepaskan nalar dari religi karena pasti jika tercampur aku kelak akan hancur…

apakah baik menjadi pasif???

Tidak. Kelopak matahati dalam jiwaku masih enggan tertidur,,,

aku amat menikmati setiap jengkal dan setiap langkah kaki menapaki indahnya dunia…

Menikmati aurora dari dalam mimpi,,,mengecap keadilan sebagai suatu yang absurd,,,

Hukum yang serba abu-abu,,,kehancuran yang berwarna hitam…dan perjuangan yang berwarna merah…

Lalu warna apa lagi yang akan kita berikan pada arti hidup sepenuhnya???

Aku hanya di pejalan kaki yang masih menapaki jalur hampa,,,

mengisi kekosongan dengan riuh dalam kepala yang kelak mengajari aku menjadi seperti ini…

Aku adalah bayanganku,,,dan bayanganku adalah milikku,,,

Tak akan ada yang bisa membunuh sebuah kesesatan tanpa control ini,,,

Kesesatan yang kuanggap benar,,,benar yang kuanggap sesat dan salah yang kuanggap nyata…

Realitas yang selalu terhempas,,,rata dengan tanah,,,menjadi api arogansi manusia yang bersembunyi balik kesucian dan atas nama kebenarannya sendiri…

Aku tak ingin menyulut api,,,tapi tidak juga aku mau padamkan api yang membara…

Selalu ada kambing hitam yang terseret dan ini sangat mudah diprediksi,,,

Realitas adalah gerilyawan yang baru bisa tertawa setelah akhir cerita berujung dengan tersungkurnya si setan yang menurutnya patut dibasmi…

Realitas hanya menjadi pembenaran atas suatu kaum yang tidak akan berujung pangkal dengan masalah yang usai…

Konflik adalah pasti,,,seperti manusia yang pasti akan mati…

0 komentar: